Beberapa negara sudah melakukan pemblokiran pada fitur Black Berry Messeger. Hal ini dikarenakan mekanisme pengiriman pesan pada Black Berry menggunakan enkripsi khusus yang dikhawatirkan dapat membocorkan rahasia negara dan digunakan untuk komunikasi teroris. Pemerintah Arab Saudi salah satunya yang melakukan pemblokiran ini.
Dilansir KabarIT dari Electronista, RIM sebagai produsen Black Berry melakukan sebuah langkah negosiasi kepada pemerintah Arab Saudi agar pemblokiran ini dapat dihapuskan. Dalam sebuah negosiasi antara RIM dan pemerintah Arab Saudi, muncul sebuah usulan untuk menempatkan server Black Berry di Arab Saudi. Dengan penempatan server di Arab Saudi, pemerintah Arab Saudi dapat melakukan pemantauan pesan/email yang akan keluar dari negaranya. Secara teori, content yang masuk ke dalam server akan didekripsi dan kemudian dienkripsi lagi. Dengan demikian memberi kesempatan pemerintah untuk memantau content yang akan keluar dari negaranya.
Walau sudah menjadi sebuah solusi yang baik, namun belum diketahui kapan peluncuran server lokal akan dilaksanakan. Belum diketahui pula apakah beberapa negara yang telah melakukan pemblokiran seperti Uni Emirat Arab dan India akan melakukan hal yang sama. Namun RIM mengatakan akan menjalankan solusi-solusi yang ada sesuai dengan kesediaan negara yang bersangkutan.
Di Indonesia rumor pemblokiran black Berry sudah santer beredar. Namun rupanya ini hanya sebuah berita bohong yang sudah ditepis oleh pemerntah. Walau di Indonesia tidak melakukan pemblokiran, Menkominfo Tifatul Sembiring menegaskan agar RIM segera membuat data center di Indonesia. MaSuk